Tuesday, 22 November 2011

Bahagia yang terkotak - kotak :D


" I am so sorry to hear it Vonny. I am so sorry. I did not know that you do not have any children". Itulah kalimat yang terlontar dari Staff baru yang sedang mengikuti training di divisiku. Responsku - tertawa ngakak! Udah dibilangin aku ini suka ngakak kalau ada yang lutju ha..ha. Lho kok tertawa?? Lha iya.. karena sikapnya yang amat sangat apologetik banget. Aku pegang tangannya dan aku bilang "hey.. that's fine! No apologies needed". Dia pun tersenyum. Percakapan di atas itu timbul sewaktu dia dan temanku sedang membicarakan mengenai proses kehamilan, cara membesarkan anak dan sebagainya. Dan ketika dia tanya ke aku - yach aku jawab bahwa aku tidak memiliki anak.

Well.. sebetulnya bukanlah suatu hal yang membuatku kaget jika aku melihat reaksi dari orang (khususnya wanita) ketika mereka tahu bahwa aku tidak memiliki anak (dan tidak akan pernah memiliki anak dalam hidupku!). Mayoritas dari mereka - langsung memandangku dengan iba, kasihan dan bagaimana gitu. Dulu aku suka "merasa risih" dengan hal tersebut tetapi lama kelamaan aku jadi geli sendiri.

Tapi kemudian aku pikir - "akh wajar saja jika banyak orang akan memiliki pemikiran seperti itu bukan?" Wajar banget! Bagi kaum wanita (khususnya) anak adalah hal yang paling indah. Suatu perkawinan tanpa dikaruniai anak adalah kurang lengkap. Bahkan ortuku sendiri - menyuruhku untuk berpisah dengan si Bb (terutama my mum) sewaktu mereka tahu bahwa kami tidak bisa memiliki anak.

Lalu apa pemikiranku mengenai hal itu? (suittttt bahasane sok dalam pisan sech Von?) Hm..? apa yach?? Tidak ada cuman kadang yang membuatku itu geli - kenapa kita sebagai manusia itu seringkali mengkotak - kotak kebahagian (atau lebih tepatnya mengkotak - kotak definisi kebahagian?). Contohnya? Yach.. seperti hal di atas tadi.

Rumah tangga barulah lengkap dan bahagia jika bisa memiliki turunan. Terus kalau yang tidak memiliki turunan atau anak? Berarti rumah tangganya tidaklah bahagia, tidak lengkap, tidaklah sempurna dsb? Hm.. kok lutju banget gitu lho buat aku. Padahal Sang Pencitap sendiri (mungkin) tidak pernah menentukan bahwa hanya orang atau keluarga tertentu yang bisa berbahagia. Kalau memang kategori wanita yang bahagia (atau sempurna) adalah mereka yang bisa memiliki anak - lalu bagaimana dengan wanita yang tidak bisa menikah (entah itu karena alasan pribadi, sakit atau apapun)?? Berarti mereka tidak bahagia?? Berarti mereka bukanlah wanita yang sempurna? Kok yach kejam banget gitu lho! :D

Buat aku sendiri - sewaktu aku tahu bahwa aku tidak bisa memiliki anak dengan si Bb (karena kondisi si Bb) - tidak membuatku stress, depresi atau apapun. Mengapa? Karena buat aku - perkawinan itu adalah antara aku dan si Bb (kami saling cinta, saling sayang). Diberi anak? Yach puji Tuhan. Tidak diberi? Yach puji Tuhan. Karena DIA itu tahu apa yang terbaik untuk aku bukan?

Itu sebabnya mengapa aku tidak mau mengikuti program bayi tabung (IVF) atau apapun. Bukan karena aku sok bermoral. Waduhhhhhhhhhh.. dosa eike mah udah banyak pisan! Tetapi seperti kataku - aku ingin memiliki anak karena murni sebagai suatu anugerah dariNYA bukan sesuatu yang dipaksakan! Maaf lho - tidak bermaksud menentang mereka yang melakukan proses IVF. Cuman.. yach itulah pandanganku :D Ketika teman - temanku pada sibuk melakukan IVF - hanya aku yang tidak mau :D Tidak sedikit temanku yang bahkan bilang - "doh Von. Gua mah 'nggak bisa dech kalau 'nggak punya anak. Apa kata ortu dan saudara gua? Hari tua gua nanti gimana?". Hm?? aku jadi sempat mikir juga - lhooooooooooo ini mau punya anak karena mau atau karena ada unsur lain sech? Kenapa juga kebahagian yang kita miliki - harus ditentukan oleh kacamata orang lain? Hanya karena orang lain menganggap kita tidak bahagia - lalu kita juga harus tidak bahagia? Hm?? Sebetulnya siapa yang menjalani kehidupan ini? Kita atau orang lain?:D.

Apakah hanya karena aku tidak memiliki anak - terus aku harus terus menangis, mengiba? dohhhhhhhhh.. kok yach nelongso banget toe hidupku?? Itu sebabnya mengapa tidak sedikit wanita yang kadang mencibir padaku. Bukan karena statusku yang tidak memiliki anak melainkan karena mereka toe merasa bahwa mereka telah salah mengejudge hidupku (ha..ha). Pemikiran awal mereka adalah ":akh.. orang seperti si Vonny toe tidak bisa punya anak - so pasti hidupnya bakaln susah, sedih, sengsara dsb". Nyatanya? Tidak tokh! Aku selalu gembira (yach.. kalau kadang sedih mah wajar dech.. eike khan manusia!) tapi intinya aku tetap mengisi hidupku dengan berbagai hal yang berguna. Entah itu bekerja, kursus ini dan itu. Bukan hanya karena mau dibilang sok pintar, kurang kerjaan dsb. Tetapi buat aku - itulah caraku mengisi hidupku dengan hal yang positif. Eh.. sebetulnya kalau aku toe ingin bermalas - malasan di rumah - juga bisa euy alias tidak usah kerja di kantor, tidak usah cari uang dsb..Tapi sayang banget jika dalam hidupku - aku harus membuang waktu? Bukanlah jauh lebih baik - jika aku pergunakan waktu yang ada untuk hal yang berguna, bisa menghasilkan bahkan bisa menolong sesama yang membutuhkan? (ayo..ngaku aza dech.. tidak sedikit orang toh dalam kehidupanku yang turut kecipatran bantuanku secara finansial bukan? seperit si P? ha..ha)

He..he buat aku - aku tidak akan pernah memberikan definisi apakah itu hidup, apakah itu bahagia. Karena setiap orang akan memiliki definisi yang berbeda. Tetapi yang jelas.. aku amat sangat bahagia dan mensyukuri kehidupanku (terlepas dari kesalahan yang aku buat di masa lalu - yach.. seperti kataku - tidak ada manusia yang sempurna bukan?? :D) Tapi di atas semua itu - aku amat sangat mensyukuri dengan semua yang boleh aku rasakan, aku dapatkan. Tuhan memberikan padaku seorang pendamping hidup yang buat aku - tidak bisa aku ungkapakan betapanya John untuk aku.

Well.. kalau orang lain merasa bahwa hidupku tidak bahagia - yach monggo! As yang jelas.. aku amat sangat bahagia toeeeeeeeeee :D

No comments:

Post a Comment