"Jangan lupa yach kamu nanti balas budi orang tua kamu kalau sudah berhasil! Harus itu! Kalau tidak kamu kualat sama papa dan mama!"
Kalimat itu sering kali aku dengar sewaktu aku kecil dulu bahkan ketika aku mau berangkat ke Australia. Papaku dengan tegasnya mengingatkan hal itu ke aku berulang kali bahkan berjuta kali. Intinya adalah bahwa kalau aku sudah berhasil nanti - aku tidak boleh lupa untuk menjaga kebutuhan finansial kedua ortuku. Hm....walaupun mungkin banyak yang bingung mengingat papaku adalah orang yang mampu. Bahkan sewaktu aku menceritakan hal ini ke suamiku -sewaktu kami baru menikah dulu.. si Bb (suamiku) tidak percaya. Yach.. dalam budaya orang barat - mana ada istilah anak balas budi yach??? Mana ada istilah bahwa anak harus menjamin kehidupan orang tuanya nanti? Apalagi jika orang tuanya adalah mampu?? No way! Lalu apakah budaya kita yang salah??
Hm.. sebetulnya kalau menurut aku - ini tidak hanya menyangkut masalah budaya semata tetapi tidak terlepas dari masalah ekonomi juga. Begini yach...kalau di Indonesia itu khan tidak ada yang namanya Social Security (atau jaminan sosial - maaf jika aku salah lho yach??) dari pemerintah jika kita sudah tua nanti?? Jadi yang ada, kita (atau lebih tepatnya orang tua) hanya bisa mengandalkan diri kita sendiri. Istilahnya, kalau kitanya tidak pintar cari uang dan menjaga uang - hari tua kita bisa kalang kabut. Ke dokter harus bayar sendiri, mau apapun harus bayar sendiri. Betul tidak?? Kita harus menyiapkan biaya jika kita sampe masuk rumah sakit, katakanlah untuk operasi jantung dsb.. belum lagi untuk kebutuhan kita sehari - hari (makan katakanlah!). Kita khan harus menyediakannya sendiri.
Nach.. di lain sisi - tidak bisa dipungkiri - anak itu memerlukan biaya yang tidak sedikit (setidaknya kata papaku lho yach.. yang selalu berkata betapa beratnya biaya yang harus dia tanggung sejak aku masih kecil hi...hi). So... wajar saja dunk kalau orang tua nantinya mengharapkan balas budi dari anak - anaknya bukan? Lha wong sudah "dipelihara, dirawat dan diberi makan, disekolahkan hingga tingkat tinggi"? Khan bisa disebut - anak itu sebagai investasi juga khan?? Diberi pupuk dengan harapan nantinya bisa berbuah dan menghasilkan. Tokh.. ortunya juga akan bisa kena imbasnya bukan?
Hal itu tidak terjadi di dunia barat (atau katakanlah di Australia - setahuku!). Di Australia - memiliki sistem social security yang amat baik. Dalam pengertian - pemerintah akan menjaga kita hingga kita meninggal nanti (kasarnya gitu lho!). Contohnya nich - sesakit apapun kita walaupun kita tidak ada biaya - kita masih berhak mendapatkan pelayanan kesehatan dari pemerintah :D
Begitu juga dengan hal makan. Katakanlah jika kita tidak bekerja, tidak punya uang - kita masih bisa untuk makan (walaupun jangan diharapkan untuk mendapatkan makanan yang super mewah!)Tapi istilah kasarnya - tidak ada sampe kita mati kelaparan gitu lho!
Di samping itu - di Australia itu setiap orang yang bekerja diwajibkan untuk memiliki "tabungan" hari tua yang dikenal dengan istilah "Superannuation" (disingkat Super). Contohnya aku ini - katakanlah gajiku sekarang toe Rp 100 juta - nach perusahaanku tempat aku bekerja itu diwajibkan oleh pemerintah Australia untuk memberikan aku 9% dari Rp 100 juta nanti sebagai superku. Jadi di sini kalau ada orang yang bilang bahwa gajiku adalah sekian - suka ditanya itu termasuk super atau tidak?
Kalau perusahaan kita tidak memberikan kita super - nanti perusahaan tempat bisa bekerja bisa didenda.
Apakah mereka rugi dengan memberikan kita super? Hm.. tidak lha yiaw - as mana ada perusahaan yang mau merugi hi..hi. Jadi.. uang super yang mereka berikan ke kita itu nantinya bisa mereka claim sebagai tax deductions (atau pengurangan beban pajak perushaan) :D Bagus khan sistemnya??? :D
So... dengan melihat kondisi seperti itu (wadohhhhhhhhhhhhhh bahasane bow!) - aku toe bisa mengerti jika ada ortu Indo yang bersikap seperti ortuku. Yach.. menurut aku - bukan hanya sekedar faktor budaya, kultur tetapi mungkin lebih ke faktor ekonomi yach??? :D
Lalu apakah aku terbebani dengan hal ini? Tentu saja tidak! Itu salah satu sebab mengapa buatku, bekerja itu penting sekali. Karena dengan bekerja, aku bisa menghasilkan sehingga bisa "mandiri" secara financial. Tidak bergantung pada si Bb - walaupun si Bb tidak berkeberatan. Cuman...aku lebih senang untuk membalas budi ortuku dengan hasil kerja kerasku sendiri...lebih enak aza rasanya :D
No comments:
Post a Comment